Luka

Bismillahirrahmanirrahim
Ada sepotong luka di tengah hatiku yang memerah. Saat senja mulai melambaikan tangannya. Lalu lirih ucapkan selamat tinggal. Waktu itu kelam menyambutku. Malam akan menjadi temanku. Aku cemas… seakan esok tak lagi ada. Seakan surya pergi untuk selamanya. Aku ingin kau tetap tinggal di sini, Surya… . Di tengah-tengah hati ini. Tetapi adakah seberkas cahaya memberiku kesempatan untuk menggapaimu ….
Saat luka menawarkanku air mata, dengan sigap aku mengiyakannya. Padahal kata orang, air mata malah akan menambah perih sebuah luka. Entahlah, mengapa aku tak bisa menolak tawarannya. Lalu aku merasakan… lukaku semakin perih…
Aku mencoba untuk selalu membalut lukaku. Mengobatinya dengan obat paling mujarab yang pernah ku tahu. Tetapi balutan luka itu selalu saja tertoreh, karena kau tak pernah datang mengunjungiku kembali… Aku selalu menunggu habisnya malam yang terus memberikan kesenyapan. Mengharap kau segera datang, Surya… Menyinari hatiku… Memberiku kehangatan. Jangan kau pergi terlalu lama… sebab aku tak akan tahan tanpa mu. Aku akan mati bila kau tak ada. Maka, cepatlah datang, sebelum aku mati…

0 komentar:

Posting Komentar