BIARKAN AKU MEMILIH



Perasaannya hancur, runtuh seperti gedung-gedung di Palestina yang dibombardir oleh tentara Israel. Tapi aku harus bagaimana lagi, bukankah Tuhan telah memberiku kesempatan untuk memilih? Jadi jangan paksakan aku kepada sesuatu yang bukan menjadi pilihanku. Aku tahu kata-kataku ini semakin membuat dirinya hancur, berdiri pun rupanya dia sudah tak sanggup lagi. Linangan air matanya yang mengalir pun tak sanggup mengalirkan semua rasa yang berkecamuk dalam dirinya saat ini.
Dia mendongak, menatapku tajam. Lalu dia berkata, “Salahkah aku, jika perasaan cinta ini hanya untukmu?”
“Sungguh, kamu itu tidak bersalah. Tapi, yang salah adalah waktu, kenapa kita harus dipertemukan kembali setelah aku sudah menemukan penggantimu.”
Kembali perempuan yang dari tadi menangis di depanku mengangkat kepalanya, bola matanya terlihat tajam menatapku. Bola mata yang bundar dan memerah. Tak pernah aku melihat dia seperti sekarang ini. Dulu, aku begitu mengenal bola mata itu. Bola mata yang selalu memberiku inspirasi tentang kekuatan dan cinta yang terpancar di sana. Namun, hari ini aku sungguh buta dengan tatapan itu. Sungguh aku tak tahu menterjemahkan setiap guratan merah yang menyala-nyala bak kunang-kunang yang sedang mencari ruhnya yang terselip dalam lipatan-lipatan kecil peti mayat.
Pundaknya yang sedikit merendah berusaha kugapai, seraya mengelusnya lemah dan lembut. Suatu harapan yang ingin aku sampaikan lewat jemari lentik akan suatu cita yang sedang menunggu di langit-langit cinta. “Sudahlah, cinta tak selamanya memiliki. Kamu harus menerima apa yang menjadi kehendak dari-Nya.”
“Tapi,…” kata-katanya tertahan.
“Tapi kenapa? Bukankah kamu dulu yang mengatakan hal itu padaku.” Kembali aku teringat beberapa tahun yang silam, saat dia akan menikah dengan seorang lelaki lulusan sebuah universitas negeri di Makassar.
“Itu bukan kehendakku, kak! Dan biarkanlah aku berada dalam dekapanmu walau sesaat.” kembali ia menangis tersedu-sedu.
Melihat air matanya yang semakin deras mengalir, aku kehilangan konsentrasi. Aku larut dalam kesedihannya. Lalu rambutnya yang terurai indah kuremas, kepalanya pun jatuh dalam dadaku. Aku mendekapnya lembut. Kami berdua terdiam. Gemuruh ombak di depan kami pun terasa hilang, semuanya hening. Kulihat dari jauh matahari mulai jatuh ke kaki langit sebagai pertanda bahwa tidak lama lagi malam akan menyapa bersama dengan rembulan yang sabit tersenyum. Di sudut tempat kami duduk, terdapat beberapa perahu yang sedang ditambak sedang menunggu tuannya membawakan bahan bakar yang semakin langkah.
Dia masih dalam dekapanku, kurasakan kepalanya bergerak-gerak kemudian kembali meletakkan lembut dalam dadaku. Dia seperti anak kucing yang lagi bermanja-manja dengan ibunya karena merasa kedinginan. Aku menjadi serba salah, apalagi dia sekarang tertidur dalam dekapanku. Sungguh ada kedamaian yang merasuki jiwanya. Tapi haruskah aku membiarkan dia tidur dalam dekapanku, pada hal, di tempat lain seorang gadis desa sedang menantikan kehadiranku membacakan puisi untuknya.
Aku menyadari mereka berdua memang berbeda, yang satu adalah gadis kota dengan segala kemewahan yang dimiliki, sedangkan yang satunya lagi adalah gadis desa yang lugu dan bersahaja. Mungkinkah aku akan memiliki kedua-duanya. Tentunya suatu pilihan yang berat bagiku. Di tambah dengan diriku yang hanya seorang gelandangan yang mengandalkan keberuntungan untuk hidup di perantauan. Tuhan! Izinkanlah aku memilih? Teriakku dalam hati. Perempuan yang tertidur dalam dekapanku kembali bergerak. Mungkinkah dia mendengar teriakan hatiku?. Tangannya bergerak lemah menggenggam jemariku. Aku semakin bingung, aku tak mampu menentukan pilhan. Karena tidak mungkin aku meninggalkan dirinya yang sekarang sedang mengalami goncangan.
Seandainya saja suami yang dipilihkan ayahnya dulu bukan seorang peminum, mungkin dia akan berusaha untuk mencintainya. Tapi, kenyataan tidak berkata demikian. Sungguh dia sangat tersiksa karenanya. Tamparan dan makian adalah hal yang biasa dalam kesehariannya. Tapi, apakah aku harus menjadi pahlawan, dan membawanya lari dari kehidupannya yang begitu suram. Lalu bagaimana dengan gadis desa yang pernah aku janji untuk menikahinya sepulang dari merantau?.
Uuuuh,..! terlalu banyak pertanyaan yang terlahir dalam diriku saat ini. Tak terasa waktu sudah jauh beranjak malam. Perempuan yang tertidur dalam dekapanku belum juga terbangun. Kurasakan semilir angin laut menerpa wajahku. Genggaman tangan gadis yang dari tadi tidur dalam pelukanku semakin kaku, dan dingin. Aku merasakan hal yang aneh, karena bukan kehangatan yang terjadi. Lalu aku mengusap kepalanya. Dia tidak bergerak. Perlahan aku merasakan ada cairan yang mengalir, meresap pada baju kaos putih yang aku kenakan. Aku mencoba memeriksa cairan apa gerangan, dan betapa kagetnya ketika kedapati tanganku penuh dengan darah. Ternyata dia meninggal dalam pelukanku

mau bohong sampai kapan?

putus
Aku menulis ini bukan karena aku sedih
Tetapi aku bersyukur karena Tuhan benar-benar mengasihi aku
Dia menjaga dan melindungi aku dari bahaya yang jauh lebih berat
Yang mungkin aku gak akan kuat menghadapinya, tetapi sebelum itu terjadi
Tuhan telah membukakan mataku, hatiku dan perasaanku.
Kau yang kusayangi, kau yang kuhormati, kau yang kujaga perasaanmu, kau yang selalu ingin aku bantu, kau yang selalu aku doakan dalam hari-hariku, kau yang selalu aku banggakan, kau yang selalu memberikan perhatianmu, kau yang yang selalu memberikan aku support, kau yang selalu memberikan mimpi-impi indah dalam malamku.
Tetapi mengapa kau tega hancurkan hatiku, kebohongan yang kau sembunyikan sangat menyakitkan aku, aku sampai tak percaya inikah kau yang selama ini menjadi yang terkasih untukku….???
Selama ini aku selalu jujur padamu, aku terbuka padamu, aku bicara apa adanya padamu, karena aku sangat menghargai hadirmu di sisiku, aku tak pernah mengharapkan yang berlebihan darimu kecuali kau menyayangi aku tulus, seperti aku padamu.
Aku tak mungkin mengharapkan apa yang tak aku lakukan kepadamu. Tetapi mengapa kau lakukan ini padaku.
Sebenarnya aku dah mengerti semua ini, tetapi aku lebih percaya padamu, karena aku sayang kamu
Aku berharap semua yang aku tahu adalah dari mulutmu sendiri, dan aku sangat berharap kau jujur padaku
Aku akui aku memang cemburu, tetapi aku cemburu karena aku tak pernah tahu apa-apa tentangmu
Setiap kali kutanyakan, kau selalu saja mengelak, kau selalu menganggap itu tak penting, kau buat aku seperti katak lama tempurung, yang tak tahu apa-apa tentangmu. Mengapa kau perlakukan itu padaku, salah apakah aku padamu…???
Dan sekarang aku tahu semuanya, kenyataan yang sangat menyakitkan, ternyata selama ini kau hanya jadikan aku pelarian cintamu, kau hanya jadikan aku permainan hatimu, karena engkau disakiti oleh orang yang kau suka, kau balaskan itu semua ke aku, teganya engkau
Jujur kadang aku merasa sia-sia menghabiskan banyak waktu denganmu, tetapi aku percaya setiap tetes air mataku pasti diperhitungkan Tuhan kelak.
Aku tak akan mengeluarkan kata-kata buruk dari mulutku karena aku tahu ada kuasa dalam perkataan
Aku hanya menyerahkan semua ke Tuhan, karena Dia penciptakau Dia tahu isi hatiku
Dan biarlah apa yang terjadi selama ini kuanggap itu sebagai anugerah
Bahwa aku ternyata masih sangat beruntung
Tahu semua tentangmu sebelum kita serius melangkah
Terima kasih untuk semuanya
Untuk kata “Love You”
Untuk kecemasanmu saat aku sakit
Untuk teleponanmu
Untuk SMS anmu
Dan untuk semua hal-hal indah yang pernah kau berikan untukku
Satu yang kupinta belajarlah untuk jujur, jangan lagi kau bohong, karena sepandai-pandainya kau bohong, pasti ketahuan.
Biarlah semua yang terjadi kujadikan pengalaman berharga dalam hidupku
Biar kelak aku makin hati-hati dalam memilih dan memberikan hati.
Sekarang jalan kita telah berbeda
Apa yang saat ini kau lakukan sudah menjadi tanggungjawabmu saja, dan aku akan melangkah dalam jalanku tanpamu

hidup dan masalah

Hidup ini, kawan… adalah tumpukan masalah. Bila masalah satu telah selesai, maka bersiaplah menghadapi masalah lain. Orang yang berusaha lari dari masalah, maka berarti dia berusaha lari dari kehidupan. Yang ada hanyalah hadapi permasalahan itu. Terjang terus dan berusahalah untuk menyelesaikannya. Karena selama hayat dikandung badan, selama itulah masalah terus melekat dalam perjalanan hidup ini. Satu hal lain yang perlu diingat, bahwa Allah SWT tidak akan pernah memberikan masalah kepada kita kecuali dengan kadar kemampuan dan keimanan kita. Semakin tinggi iman kita, semakin berat pula ujian kita. Semakin tinggi iman kita, semakin tinggi pula tingkatan surge yang akan kita peroleh.
Ingat-ingatlah selalu bahwa di balik satu kesulitan itu pasti ada dua kemudahan. Di balik dua kesulitan pasti ada empat kemudahan. Itu yang dapat diambil dari surat Al-Insyirah.
hidup dan masalah adalah dua hal yang tak mungkin dapat dipisahkan… seperti kekasih dengan kekasihnya… seperti sahabat karib dengan sahabat karibnya…
Kita tidak bisa meminta kepada Allah agar dijauhkan dari masalah. Yang kita bisa hanyalah meminta kepada-Nya agar ujian itu tak melampui batas kemampuan kita… agar kita selalu diberi kesabaran, kemampuan untuk menghadapainya….
Semoga Allah selalu memberi kita kemudahan untuk mengarungi lautan kehidupan ini di atas kapal yang tak pernah curam walaupun diterjang ombak sekuat dan setinggi apapun…

Hanya Satu

Aku kini baru menyadari sendiri bahwa betapa dunia ini memiliki banyak kejadian-kejadian baru yang dia suguhkan padaku dalam setiap detiknya. Dulu, yang aku tahu pernyataan itu hanya sekadar teori.
Ada senang, sedih, kecewa, menyesal, geregetan… setiap kejadian yang menyebabkan aku semakin merasa harus lebih dewasa, lebih sabar, lebih hati-hati dan lebih segalanya.
Waktu itu, temanku bertanya.
“Hp antum kenapa tak aktif?”
Aku diam sebentar sebelum menjawab.
“Sedang mu’aqabah, Ukhti. Hp itu tidak ada padaku” Jawabku. Malu. Malu kepada yang menyaksikan setiap gerakan ini…
Ukhti yang bertanya padaku itu langsung mengerti apa maksudku. Ya! Aku sedang menghukum diriku sendiri karena telah melakukan kesalahan. Kesalahan yang selama ini telah menyebabkan fitnah itu bercokol kuat dalam hati seseorang yang selama ini sebenarnya sangat aku hormati. Aku sangat merasa berdosa karena dengan itulah aku menjadi fitnah bagi orang itu.
Jangan pernah menyangka bahwa aku dan beliau saling kirim salam. Atau saling membangunkan untuk shalat malam. Atau kata-kata remeh temeh binti mesra-mesraan lainnya. Perlu digarisbawahi, bahwa aku sangat alergi dengan hubungan macam demikian. Singkatnya, tak ada kamus pacaran dalam kehidupanku, meski pacaran yang kata orang pacaran islami. Ck! Semua jenis pacaran adalah rekayasa syaithan.
Aku dan beliau saling sms untuk masalah yang ku anggap urgent, karena itu menyangkut anak-anak yang sekarang diamanahkan atasku, karena aku adalah pemegang urusan mereka. Sesuatu yang ku anggap penting itulah yang katanya menjadi awal fitnah itu… Ternyata kata-kata yang aku kirimkan, dianggap menyihir sebuah hati yang rindu kepada fitrah manusia…
Aku sangat menyesalkan kejadian ini. Ternyata sms yang urgent bisa menimbulkan fitnah. Apalagi yang gombal-gambil yang dilakukan oleh sebagian muslimin ini… Bagaimanakah kondisi hati mereka? Aku saja yang seperti ini, berusaha untuk menjaga hati –meski begitu susahnya- juga sempat terfitnah… aku merasa hati ini sudah sangat kotor, meski aku sudah berkali-kali berusaha untuk membersihkannya kembali. Aku sudah mengkhianati prinsip yang selama ini ku pegang, bahwa aku tak mau menyukai seorang lelaki pun sebelum menikah atau sesudah menikah kecuali suamiku.  Aku ingin mempersembahkan sucinya hatiku ini untuk orang yang benar-benar mau bertanggungjawab penuh atasku… aku ingin bilang kepadanya, bahwa hati ini masih putih dan hanya dikau-lah yang berhak mewarnainya dengan warna merah jambu…
Allah…
Hanya kepada-Mu lah aku minta perlindungan…
Bila hati ini pernah kotor, ya Allah… maka aku yakin Engkau telah mempersiapkan sabun cucinya… bagikanlah untukku barang sedikit saja… karena sedikit dari-Mu adalah keberkahan yang luar biasa…
Bila lembaran hidupku ini sempat tercoreng warna hitam, ya Allah… maka aku yakin Engkau telah menyiapkan tip-exnya… meski ada bekas, tetapi aku akan sangat senang bila lembaran itu menjadi putih kembali dan terbebas dari coretan yang tak Engkau kehendaki…
Maafkan diriku yang rapuh ini…
Tolonglah diriku yang lemah ini…
Bimbinglah diri yang gampang terombang-ambing ini…
Jadikanlah tujuan hidupku ini hanya satu
Jadikanlah sasaran panah cintaku hanya kepada satu
Jadikanlah target pertamaku hanya satu
Yaitu DIRIMU, Allah….
Jadikanlah aku benar-benar membuktikan bahwa aku mencintai-Mu…
Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Solo, 27-10-2010

keinginan

Bismillahirrahmanirrahim
Adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagiku dapat bertemu seorang hafizhah hari Senin, 26 Juli lalu. Adalah merupakan suatu kesejukan dalam hati ini, bisa menjabat tangan beliau yang digunakan untuk sibuk membolak-balik kitab Allah… tangan yang begitu mulia. Adalah suatu ketentraman bisa duduk bersanding dengan orang yang dipilih oleh Allah untuk menjaga kitab-Nya… kapan aku bisa jadi seperti beliau…
Ya Allah, keinginan untuk jadi hafizhah dalam hati ini juga begitu besar. Kendalanya hanya satu: urusan waktu. Jadikanlah aku ini ada dalam rentetan nama-nama orang-orang yang Engkau pilih untuk menjaga kitab suci-Mu, amin. Sekarang hafalanku hanya sekitar 15-an. Itu pun belum hafal seperti aku menghafal al-Fatihah. Masih harus lihat mush-haf dulu bila ingin nyetor… alhamdulillah ‘ala kulli hal.
Nama hafizhah itu adalah Ustadzah Mu’minah. Beliau bertandang ke PWM untuk melihat maktabah yang sederhana itu dan membeli buku-buku. Beliau mengusulkan agar salah satu buku yang dinilai paling bagus hendaknya dikembangkan menjadi buku yang lebih tebal kira-kira 100 halaman. Setelah itu, dikirimkan ke penerbit. Itu bisa menjadi salah satu anggaran untuk maktabah.
Ya, Ustadzah. Usulan yang juga ada dalam anganku… tapi hanya tercekat di kerongkongan. Aku takut dinilai terlalu muluk dalam berangan…
Entah, bagaimana dengan kawan-kawan PWM?
***

Pengalaman adalah guru yang terbaik

Bismillahirrahmanirrahim
 Sudah dua kali ini aku mengisi kultum dan kajian putri di masjid tempat kerabatku tinggal. Ini pengalaman pertama aku berdakwah di alam bebas, alamnya orang-orang yang awwam sekali tentang din Islam –dari sini semakin aku merasa nikmat Allah begitu besar untukku; bahwa aku diberi kesempatan untuk mengerti Islam lebih dari mereka- . Sebelumnya, aku hanya mengajar di kalangan orang yang sudah terbiasa dengan sejuk Islam sesuai sunnah Rasulullah sas. . Aku menganggap semua ini adalah tantangan. Aku ingin bisa menyampaikan dakwah kepada orang-orang awam sehingga Islam ini bisa mereka terima secara kaffah tanpa bid’ah.
Di kultum ibu-ibu…
Mushalla itu tak begitu luas. Hanya sekitar 5×5 meteran. Di dalamnya ada ibu-ibu, sebagian mereka –tapi sedikit- remaja, dan anak kecil. Mereka dengan ramah menyambutku. Aku suka sekali berkumpul dengan orang-orang yang penuh keramahan. Bukan kemarahan. Karena dengan itu, aku bisa ketularan jadi ramah. Bukan ketularan jadi marah.
Waktu menyampaikan, alhamdulillah aku tidak grogi sedikit pun. Mungkin karena aku sudah terbiasa mengajar murid-muridku, terbiasa dipajang di depan orang banyak. Tak ada kendala. Semua berjalan baik dan menyenangkan. Ibu-ibu juga memahami apa yang aku sampaikan. Yah, memang kalau hanya kultum  dan yang hadir ibu-ibu yang sudah sepuh-sepuh, aku memilih materi tentang tazkiyatun nufus, seperti sabar dan syukur. Pertemuan kedua, mereka lebih antusias lagi karena yang ku bahas adalah tentang kullu nafsin dza`iqatul maut. Ku beri mereka permisalan-permisalan orang-orang yang meninggal tiba-tiba dan tak disangka-sangka…
Ya Allah, terima kasih atas nikmat ini… benar-benar ku rasakan nikmat karena Engkau telah memberikanku hal-hal yang tidak Engkau beri kepada hamba-Mu yang lain…
Tetapi ada yang membuat hatiku merasa prihatin. Semua orang yang ada di mushalla ini aku yakin mereka menginginkan ridha-Mu… tetapi mereka telah buta arah, telah keliru langkah…
Aku miris melihat shaf-shaf yang bolong-bolong… aku sedih melihat imam yang didahului makmum, aku tak tega melihat mereka melafalkan niat puasa bersama-sama dengan keras, lebih tak kuat lagi setelah melihat mereka membuka mukena mereka, karena mereka tak menutup aurat dengan sempurna…
Sedih sekali ketika mendengar mereka melafalkan lafal-lafal diantara shalat tarawih, lafal yang tak akan pernah mau aku ingat… karena Rasul tak pernah mencontohkannya..
Ya Rabb, Ya Rahman, Ya Rahim…
Kasihan mereka ya Allah… aku yakin mereka sebenarnya berniat baik, ingin mendekatkan diri kepada-Mu, ingin menggapai pahala yang besar dari-Mu… tetapi mereka salah langkah… mereka buta Al-Qur`an, buta hadits… buta tata cara Rasulullah sas. dalam beribadah…
Mohon Rabbi… tunjukkanlah mereka mana yang benar yang harus dijalani ya Allah ya Rabbi…. Amin ya Rabbal ‘alamin…
Di kajian putri…
Remaji-rermaji itu berpakaian ketat. Kerudungnya kecil. Bahkan sebagian mereka ada yang hanya memakai kudung slampiran. Hanya ada satu yang berbeda, yang penampilannya agak sama denganku.
Lalu ku lihat dan ku rasakan lagi bagaimana penampilanku… Ya Allah, sungguh nikmatnya memakai busana yang ku pakai ini… yang longgar, tidak ketat, yang menutupi seluruh auratku dengan sempurna. Aku kini baru sadar, bahwa kenikmatan-Mu akan sangat terasa bila kita menyadari banyak yang berbeda dengan kita… kenikmatan hidayah-Mu, Rabbi, adalah kenikmatan yang tak pernah ada tandingannya… Terimakasih dan segala puji hanya untuk-Mu, Rabbi, ku haturkan dengan segenap pengharapan supaya Engkau menjadikan aku orang yang selalu istiqamah dalam hidayah-Mu…
Alhamdulillah walau untuk yang pertama kali aku berhadapan dengan mereka, aku tak merasa grogi sedikit pun. Perkataanku lancar sesuai dengan materi yang sudah jadi rencana akan disampaikan. Tetapi, Allah Ta’ala menegurku dalam satu hal setelah mungkin aku melupakannya; ternyata aku lupa bahwa mereka adalah orang awam dan pengetahuannya tentang Islam sangatlah dangkal. Sehingga, menurut dua Ustadz yang jadi mitra dakwahku (satu dari dua orang itu adalah adikku sendiri), materinya terlalu tinggi untuk mereka tangkap dan aku harus menghentikan apa yang aku sampaikan. Sempat juga hati ini merasa tak enak karena materi yang aku sampaikan harus dipotong. Tetapi, aku tahu apa yang harus aku lakukan saat itu; diam, tetap tersenyum dan mentaatinya alias marahnya nanti… hee hee…
Aku hanya menyesalkan mengapa aku diingatkan di hadapan murid-murid… tetapi tak apalah… bukankah dakwah itu bukannya tanpa rintangan? Selalu saja ada rintangan. Baik itu dari dalam atau dari luar.
Bukankah Luqman Al-Hakim telah mewasiati putranya untuk amar ma’ruf nahi mungkar alias berdakwah lalu setelah itu ditambahi : DAN BERSABARLAH ATAS APA YANG MENIMPAMU? Jadi bisa ditarik kesimpulan, bahwa orang berdakwah itu pasti pernah diuji dengan kesusahan. Dan untuk itulah, kita musti bersabar.
Tapi waktu itu, tampaknya aku belum lulus jadi orang yang sabar, sebab –atas nama malu- air mata ini keluar berdemo dan protes atas sikap Ustadz tadi…
Itu pertemuan pertama. Pertemuan kedua, lumayan menyenangkan….

Aku Tertinggal

Bismillahirrahmanirrahim
Sudut hati ini terwarnai cemburu
Saat ku tahu mereka telah sampai di awan
Sedang aku masih di sini
Memupuk angan
Tak pernah ku bayangkan
Aku yang mereka sangka bintang
Ternyata langit ta pernah mengenalku
Bulan ta tahu siapa aku
Sanggupkah aku kejar mereka
Dalam tiap tetes air mata cinta
Dalam tiap lantunan doa
Dalam tiap lembut tutur kata
Aku selalu mencoba berlari
Terbang ke awan
Menjemput ketenangan
Seperti mereka
Tetapi ternyata aku masih di sini
Terbelenggu dalam sepi
Merajut mimpi
Menyulam harapan
Allah…
Aku tertinggal…
Aku lemah tak berdaya
Aku papa tak punya apa-apa
Kau segalanya bagiku
Kau hidupku
Nafasku
Detak jantungku…
Cita-citaku satu
Keridhaan-Mu…

Kekasihku Pergi…

Aku mempunyai seorang kekasih. Aku sangat mencintainya. Aku ingin dia terus berada di sisiku. Menyelimuti hatiku yang merindu. Kekasihku itu bernama Ramadhan…
Dia jarang datang padaku. Hanya setahun sekali. Tentu bisa dibayangkan bagaimana rindunya bila hanya bertemu dengan kekasih hati setahun sekali saja… Awal bulan ini dia datang. Aku selalu menyambutnya dengan penuh kebahagiaan. Aku mempersiapkan segalanya termasuk hati ini. Hari-hari bersamanya adalah hari-hari yang indah. Penuh bunga nan merekah berkah.
Tetapi ada yang membuatku sedih di akhir bulan ini…; dia akan pergi lagi. Aku sudah menahannya sekuat tenaga. Tetapi dia, dengan prinsip bajanya, tetap bersiap-siap pergi meninggalkanku. Katanya,
“Allah hanya menugaskanku untuk berkunjung padamu satu bulan saja. Aku akan datang di tahun berikutnya. Karena Fithri juga rindu padamu. Dia juga ingin bertemu denganmu…”
Air mata ini berlinang. Ya Allah, mengapa… mengapa dia musti pergi begitu cepatnyaaa…
Padahal dengan kehadirannya, Engkau bukakan pintu barakah… Padahal dengannya, Engkau belenggu syaithan-syaithan itu, Engkau juga melipatgandakan pahala bila dia ada, hanya saat dia ada saja Engkau izinkan sahabatku, Lailatul Qadar, bersua di antara gelap dan kelamnya malam.
Allahumma, ya Allah, aku tak pernah tahu apakah aku bisa bertemu kembali dengan kekasih hatiku itu… Besar harapanku ya Allah, aku bisa bertemu dengannya lagi. Dan bila dia datang di tahun berikutnya, izinkan aku untuk terus bersamanya, terutama di malam-malam 10 hari terakhir saat dia akan pergi, supaya diriku dapat bersua dengan sahabat yang sangat aku cintai; Lailatul Qadar, sehingga diriku bisa menjadi lebih cantik dari yang sekarang ini…
Allahumma ballighnii Ramadhaan… ballighniisy syahral mubarak… Amin ya Rabbal ‘Alamin.
28 Ramadhan 1430
08 September 2010

Kau selalu di hatiku

Kamu mungkin jauh dari tatapanku, tapi tidak di hatiku
Kamu mungkin jauh dari jangkauanku, tapi tidak di pikiranku
Aku mungkin tak ada artinya bagi kamu
Tetapi kamu selalu istimewa bagiku
Ini adalah kiriman sahabat terbaikku… Cahaya Keutamaan….
Ukhti…
Meski kita berpisah, aku tak akan melupakan semua kebaikan yang telah kau berikan padaku. Kau-lah sahabat sejati yang dikirimkan Allah untukku.
Masih ku ingat saat ku jadikan dirimu sebagai tumpahan ceritaku, tentunya setelah Allah…
Kau juga lah yang memberiku semangat saat semangat itu sempat menurun drastis…
Kau mengatakan sesuatu yang benar untuk membuatku jadi lebih baik meski kau tahu sebagian kata-katamu sebenarnya menyakiti hatiku…
Kau juga mendukungku dan membantuku bila ku berbuat sesuatu yang Allah ridhai…
Ya Allah, Engkau memisahkanku darinya sekarang…
Aku berharap perpisahan dan pertemuan kami hanya-lah untuk-Mu,
sehingga perpisahan yang sebentar ini akan Kau ganti dengan pertemuan yang manis selama-lamanya di jannah nanti…
sehingga persahabatan ini akan menjadikan kami mendapatkan naungan-Mu di hari yang tak ada naungan selain naungan-Mu…
Amin ya Rabbal ‘Alamin…
Bila membaca kata-katanya, aku jadi ingat seseorang nun jauh di sana…

Kehilangan

Ada satu waktu saat kau merasa begitu kehilangan…
Saat itu kau merasa dunia telah menghempaskanmu
Tak ada yang bisa kau pegang, bahkan dirimu sendiri
Kau terdampar di lautan sengsara
Terlebih saat kau tahu barangmu yang hilang tak pernah merasa kehilanganmu
Ada satu waktu saat kau merasa begitu terhina…
Saat itu kau merasa terinjak oleh kenyataan
Karena selama ini kau hanya berpijak pada logika
Dan terbelenggu dalam target yang kau buat
Kau dimakan kecewa dan sesal
Terlebih saat kau tahu bahwa yang menghinamu adalah orang yang kau cintai
Dunia ini begitu congkak memamerkan keindahannya
Membuat janji-janji palsu yang sering memakan akal sehat
Menyanyikan melodi maut yang tak berirama
Gayung-gayung hati nan beku pun tak tercairkan kembali
Kau tertipu oleh dunia ini
Dia mengatakan padamu bahwa cinta ada di depan mata
Tetapi begitu kau hampiri ternyata hanya berupa fatamorgana
Hidup ini semakin misteri untukmu
Seperti hanya bersiap untuk kecewa dan menyesal
Semakin hari, daging hatimu semakin dimakan kekecewaan
Dia jahat sekali
Meninggalkanmu dalam palung derita seperti ini…

Luka

Bismillahirrahmanirrahim
Ada sepotong luka di tengah hatiku yang memerah. Saat senja mulai melambaikan tangannya. Lalu lirih ucapkan selamat tinggal. Waktu itu kelam menyambutku. Malam akan menjadi temanku. Aku cemas… seakan esok tak lagi ada. Seakan surya pergi untuk selamanya. Aku ingin kau tetap tinggal di sini, Surya… . Di tengah-tengah hati ini. Tetapi adakah seberkas cahaya memberiku kesempatan untuk menggapaimu ….
Saat luka menawarkanku air mata, dengan sigap aku mengiyakannya. Padahal kata orang, air mata malah akan menambah perih sebuah luka. Entahlah, mengapa aku tak bisa menolak tawarannya. Lalu aku merasakan… lukaku semakin perih…
Aku mencoba untuk selalu membalut lukaku. Mengobatinya dengan obat paling mujarab yang pernah ku tahu. Tetapi balutan luka itu selalu saja tertoreh, karena kau tak pernah datang mengunjungiku kembali… Aku selalu menunggu habisnya malam yang terus memberikan kesenyapan. Mengharap kau segera datang, Surya… Menyinari hatiku… Memberiku kehangatan. Jangan kau pergi terlalu lama… sebab aku tak akan tahan tanpa mu. Aku akan mati bila kau tak ada. Maka, cepatlah datang, sebelum aku mati…

Di Sini… Di Dalam Hati Ini

Hitam lembaran hati ini semakin mengusam saja
Kau toreh derita dengan bayanganmu yang selalu muncul dalam bersit pikiranku
Kau tak pernah tahu apa itu derita
Sehingga seenaknya dirimu datang dan pergi mencabik-cabik relung hatiku
Kau bisa saja tertawa-tawa,
Mewarnai hari dengan segunung sukacita
Kau telah lupa bahwa di sini,
Di dalam hati ini…
Kau telah tinggalkan luka yang lebar menganga
Aku jamin bahkan sejuta balutan pun tak akan mampu menghentikan laju darah ini
Kau harus tahu rasanya!
Sakit!
Perih sekali!
Tidak adil bila hanya aku yang merasakan perih ini
Jangan mentang-mentang kau mentari
Lalu bebas memberikan sinarmu pada siapa saja
Aku tak mau mendapatkan kasih yang terbagi
Kecuali bila kasih terbagimu itu mampu memberiku hidup
Aku ingin meraih teduh dan berlindung dari terik kesombonganmu
Kau harus tahu bahwa aku muak dengan kehadiranmu yang selalu saja mengganggu cintaku pada Kekasihku…
Kau harus tahu bahwa aku sangat marah dan benci kepadamu
Sudah ku usir dirimu sejauh yang aku bisa
Tetapi kau selalu ada di tempatmu semula
Di sini…
Di dalam hati ini…
Semakin lama semakin aku tahu
Bahwa kebencian ini adalah kerinduan
Bahwa kekecewaan ini adalah kasih dan sayang
Kau selalu ada
Di sini…
Di dalam hati ini…
Dan tak pernah mau pergi

Elang

Ku pinjam pikirmu untuk ku pakai sebagai elang dalam mengarungi langit kehidupanku…
Aku tahu aku sedang berlawanan arah dengan akar di mana aku pernah tumbuh
Aku mencoba untuk melawan arus
Aku tahu aku akan bertemu dengan langit yang menghitam
Tetapi kau bilang….
Jalan masih panjang
Bahwa di seberang lautan sana ada surga
Yang harus ku beli dengan jiwa dan raga
Betapa aku lemah selemah-lemah apa yang lemah
Aku mempunyai…
Hati yang tipis
Yang mudah robek
Mudah tertiup angin apapun
Aku membutuhkan pancangan
Di mana aku akan selalu ada dalam naungan-Nya
Aku ingin bisa meminjam keteguhanmu
Ingin bisa menyewa kejernihan telagamu
Ingin bisa berpayung dalam kelembutan hatimu
Duhai…
Berikanlah padaku
Akan ku bayar walau dengan mahkotaku…

Basah Sudah

Bismillahirrahmanirrahim…
BASAH…
Berangkat dari matamu yang basah
Melangkah dan hatimu retak sudah
Ingin kau rebah di sisi malammu yang gundah
Seakan ta ada harapan lagi bagi hari yang merayap dalam catatan resah
Adakalanya seseorang harus merendahkan dirinya sendiri untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Dia ta peduli corengmoreng yang sudah diberikan mata orang di wajahnya. Yang ada di pikirannya hanya satu: keinginannya harus terkabul. Dia bahkan sebenarnya tahu bahwa di balik keinginan itu ada kekecewaan yang menantinya. Ada penyesalan yang menunggunya. Kekecewaan dan penyesalan yang pasti akan terbuka bersama berlalunya detik-detik waktu. Tetapi keinginan telah membutakan retina mata hatinya. Sudah memasung citra yang selama ini dia bangun untuk dia sandingkan sejajar dengan namanya…
***
Aku terbangun dari mimpi panjangku. Mengerjap-kerjap memandang sekelilingku yang masih sama seperti sebelum aku tertidur. Semua berjalan layaknya ta terjadi apa-apa. Sedari ku terbangun tadi, aku merasakan basah di bagian bawah telapak kakiku. Ku tengok… Ternyata ada luka di sana. Dan basah itu… merah warnanya. Rupanya aku telah menginjak duri… Sebentar kemudian aku merasakan basah di dada. Ku raba dan ku lihat tanganku. Basah itu merah… Aku mengenal warna ini… warna yang berasal dari dasar hatiku. Sekarang ganti wajahku yang basah. Kali ini warnanya bening seperti kristal. Basah ini berasal dari mata…
Iya, aku baru sadar… Dalam mimpiku tadi, aku ingat aku telah mengkhianati-Mu, Kekasih… Di dalam perjalanan menuju kepada-Mu aku telah menginjak duri yang memerihkan langkahku. Perihnya sampai di hati ini dan darahnya pun mengalir hingga sekarang…. Mataku turut menyumbangkan basahnya…
Aku menangis…
Dalam tangisku aku bersyukur…
Allahumma, Yaa Allah…
Engkau telah memberiku kesempatan untuk memungut hikmah yang tercecer di sisa-sisa perjalananku…
Engkau telah memberiku esok hari yang harus ku gunakan untuk menutup luka masa lalu…
Engkau telah menunjukkan kepadaku bahwa apa yang ku lakukan ini tidak membuat-Mu restu…
Engkau begitu sayang padaku…
Sehingga Kau beri hal yang begitu pahit untukku sembuh dari sakit…
Dan yang paling membuatku bersyukur…
Engkau telah mengizinkanku menangisi titik-titik hitam perjalananku supaya air mata ini bisa segera menghapusnya…
Wahai Dzat Yang Maha Indah…
Bagikanlah keindahan-Mu padaku…
Letakkanlah pada sangkaku pada-Mu…
Letakkanlah pada akhlak dan sifat-sifatku…
Taruhkanlah pada tutur dan kata-kataku…
Wahai Dzat Yang Maha Pengasih dan Penyayang…
Hujanilah hati ini dengan kasih dan sayang-Mu…
Sesungguhnya kasih dan sayang-Mu ibarat mata air yang tak pernah kering…
Siramilah jiwa ini dengan mata air kasih-Mu…
Rendam aku dalam lautan Sayang-Mu…
Sungguh ada pada Diri-Mu, hanya ada pada Diri-Mu…
Segala harapan yang tak pernah menitikkan kekecewaan…
Keinginan yang tak pernah usang…
Muara kerinduan yang tak pernah bercabang…
Cinta yang tak pernah berkhianat…
Janji yang tak pernah diingkari…
Kata-kata yang tak pernah sia-sia…
Jadikanlah diri ini selalu mengharap pada-Mu… Selalu Ingin, Rindu, Cinta, Janji dan berkata…. Semua hanya untuk dan pada-Mu…
Amin ya Rabbal ‘Alamin.

The True Happiness

Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari setiap detik yang berlalu, dari setiap langkah yang kita lalui, setiap kedip mata kita, setiap jantung yang berdetak….
Hanya saja mungkin kita terlalu disibukkan oleh kenyataan-kenyataan hidup, sehingga membuat kita kurang bisa mengambil pelajaran yang disuguhkan oleh Allah lewat kehidupan ini.
Aku punya seorang sahabat. Dia bukanlah orang yang cantik wajahnya. Dia tidak menarik karena perawakan tubuhnya pendek dan  kecil, tidak sepertiku. Dia juga bukan orang yang berduit tidak pula anak orang yang ber-uang. Dia bukan pula pemegang bendera juara di kelas. Tapi semua itu membuat aku sadar… sadar sepenuhnya bahwa sesuatu yang membuat bahagia bukanlah kecantikan zhahir.
Aku sangat menghargainya karena setiap tutur kata yang keluar dari mulutnya adalah hasil dari olahan hati…. Aku sangat menyayanginya karena dialah yang menyayangiku saat dunia ini menghilang dan aku tak terlihat oleh mata orang-orang…. Aku sangat menghormatinya karena kesederhanaan yang begitu bersahaja dari dirinya, ibu dan bapaknya… Dia yang -bi idznillah- membuatku lebih hidup saat aku hampir mati tak memiliki harapan…
Kemarin dia curhat padaku. Di tempat kerjanya, dia punya seorang teman yang cantik jelita. Putih kulitnya. Hampir semua lelaki tertarik padanya. Aku tahu sahabatku berkecil hati dengan apa yang dia miliki. Adalah sesuatu yang normal, menurutku. Tetapi dengan tegas ku katakan padanya,
“Tidak perlu anti bersedih dengan semua yang telah Allah beri untukmu, Ukhti… Justru berbahagialah karena kau tidak menjadi fitnah bagi lelaki. Berbahagialah karena Allah memilihmu untuk mendapat kecantikan batin. Aku yakin, semua orang lebih berbahagia memiliki sahabat yang tak punya kelebihan zhahir tetapi berhati sutra sepertimu. Tidak usah pedulikan peduli orang. Inna akramakum ‘indallahi atqakum… ingat kan?”
***
Begitukah para lelaki itu menganggap cantik seorang wanita? Dari bodinya yang aduhai, kulitnya yang cemerlang, matanya yang tajam, alisnya yang tebal menyabit, tubuhnya yang semampai….
Ketahuilah wahai para lelaki!!!
Wanita bukanlah barang dagangan yang seenaknya saja dapat kau nikmati dengan matamu yang keruh!
Sadarlah bahwa apa yang kau lihat itu seperti sebuah lilin. Api di sumbunya ibarat waktu. Dia membakar tubuh lilin hingga habis. Keindahan yang kau lihat akan habis dimakan wantu. Salah dan bodoh besar bila kau memandang baiknya wanita hanya dengan apa yang kau lihat dengan matamu itu. Kau tidak pernah tahu tentang hakikat mereka. Kekagumanmu pada mereka hanyalah karena emosi sesaat karena kau tak sadar bahwa kedondong itu luarnya mulus tapi dalamnya duri yang bercabang.
Betapa dirimu sangat tak adil pada dirimu sendiri. Kau bisa saja puas mencampakkan wanita-wanita yang kau anggap tak cantik dengan mata keruhmu itu. Kau boleh saja menarik wanita yang fisiknya bak magnet ke dalam dirimu. Tetapi kau harus ingat!!! Bila kau memilih wanita hanya karena hal yang sangat remeh itu, maka berarti KAU SAMA SAJA BUNUH DIRI!!!!

Juga kau wahai para wanita!!
Jangan pernah kau bangga karena banyaknya lelaki yang memujamu, karena kau tahu… barang lelangan banyak diminati orang!!!
Ingatlah bahwa mutiara yang mahal itu berada di dalam cangkang yang sangat kuat. Tersembunyi di dasar laut. Tapi semua orang mengakui bahwa dia amat berharga. Dia amat mahal. Dia tak mungkin dibuang oleh pemiliknya. Dia tak seperti barang lelangan. Tak perlu menampak-nampakkan diri kepada orang-orang. Dia sederhana dan bersahaja.
Dipuja banyak lelaki bukan merupakan penghargaan mereka terhadapmu. Berpikirlah kembali! Hal itu adalah suatu pelecehan terhadapmu. Bohong besar saat mereka bilang kau cantik dengan kata atau dengan sikap mereka. Mereka menjebakmu. Mereka ingin kau berbunga-bunga dan melayang-layang ke angkasa.
Lelaki yang baik adalah lelaki yang menjaga hatimu. Bila dia memang mencintaimu, tak kan pernah dia mempermainkanmu. Dia akan datang secara tegas dengan pertanggungjawaban dan dengan ikatan yang sangat kuat. Bukan dengan sikap yang membuatmu Ge eR, kata orang…
Camkanlah, wahai saudara, bahwa kebahagiaan itu bukanlah bersumber pada berapa banyak materi yang didapat. Tetapi bersumber pada hati dan sikap  saat menerima segala yang telah didapat.

Es Krim Coklat

Bismillahirrahmanirrahim…
Apa yang kau rasakan bila kau tiba-tiba mendapat es krim saat tenggorokanmu kering… saat itu kau tengah berjalan jauuuuh sekali dan air di botolmu telah habis? Aku yakin jawabannya akan “Senang sekali”…
Begitu juga diriku… Aku dapat es krim coklat di tanggal 19 Februari 2012 lalu. Rumahku dipenuhi semua kerabat, teman, ustadz, tetangga… mereka semua mengucapkan selamat dan doa untukku,”BARAKALLAHU LAKI WA BARAKA ‘ALAIKI WA JAMA’A BAINAKUMA FI KHAIRIN…”
Ku beri tahu… bahwa es krim ku itu datang saat es krim ku yang dulu hilang. Tepatnya pergi melarikan diri. Meninggalkan hatiku yang sudah terlanjur termakan oleh kata-kata yang seakan memberi harapan. Haahhhh… salahku sendiri mau dibohongi… salahku sendiri mau dipermainkan orang….
Yang lebih pahit lagi, aku dapat kabar bahwa akulah yang mengejar-ngejar si es krim itu… aku sangat terpukul… padahal, kalau saja mereka tau… dia yang tanpa kata tanpa meminta maaf pergi begitu saja dan tidak memberi kejelasan. dia yang melupakan kata-katanya yang dulu-dulu, kata-kata yang memberi sejuta harapan bagi peminat es krim… dia yang tega mengecewakan banyak orang, dia yang omongannya tak bisa dipegang…. dia yang…. ahhh!!! Lalu aku yang kena imbasnya. hanya aku…. Apakah itu adil??? Air mata ini tak bisa dibendung. Lukaku memar. Hatiku merintih. Kadang aku sempat berpikir kalau saja dia dengan tegas bilang bahwa dia tidak mau dan memilih orang lain, mungkin kejadiannya tak akan seperti ini. Husnuzhannya, dia tidak mau menyakitiku dan orang -orang yang aku sayangi. tapi parah!!! Justru sikapnya itu lebih menyakitkan berlipat-lipat kali. Apalagi dia berstatus sebagai orang yang paham agama.
Aku tahu bahwa saat itu mungkin aku sedang dihukum oleh Allah atas kecerobohan yang aku buat…. ya Allah maafkanlah diri ini…
Saat dia pergi dan memilih orang lain, aku segera berdoa,”INNALILLAHI WA INNA ILAIHI RAJI’UN, ALLAHUMMA`JURNII FII MUSHIIBATII WAKHLUF LII KHAIRAN MINHA” (sesungguhnya kita milik Allah dan sesungguhya kita akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berikanlah pahala atas musibahku dan gantilah untukku dengan ganti yang lebih baik)
Subhanallah ternyata benar!!!
Es krimku yang sekarang sangat melegakan tenggorokanku yang kering kerontang. mengobati luka hati yang melebar. Aku tak akan pernah menyesali keputusan ini… Jauh sekali bila dibanding dengan es krim yang dulu. Bukannya bermaksud menghina. Tetapi aku hanya menggambarkan bahwa doaku terkabul. kalau salah yaaa…. semoga Allah mengampuni, amin. kalau yang bersangkutan membaca tulisan ini…mohon jangan marah yaaa… semua sudah berlalu. dan semoga Allah mengampuni kita, amin. aku juga salah kok. Salah kenapa mau digombalin… heheheey…
Sobat…
Aku bercerita bukan tidak ada tujuannya. Ceritaku ini bukan satu-satunya cerita yang beribroh di dalamnya… Bahkan banyak sekali cerita-cerita macam begini.
Aku ingin mengajak hati-hati yang sedang patah… mata-mata yang telah basah… jiwa-jiwa yang sakit parah untuk melihat pada sesuatu yang ada di balik luka dan sayatan hidup yang menerpa. Memang tak kelihatan. Saat sedih menyapa, musibah mendera, sakit bertandang, yang ada di depan kita hanyalah apa yang menimpa kita saat itu. Bila ujian sedang datang, tak ada guna berlama-lama murung dan menutup diri. Bodoh bila beranggapan bahwa dunia hanya sampai di sini. Air mata yang keluar pun tak akan membantu kita mencapai apa yang kita inginkan saat itu juga. benar bukan?
Orang yang terlahir di dunia ini tidak lahir sendirian. Dia pasti ditemani dengan satu hal yang bernama masalah. Semakin dia melahap usianya, semakin banyak pula hal yang harus dia hadapi. Kalau kita berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, “Ya Allah, jauhkan aku dari masalah”, maka dijamin doanya tidak akan dikabulkan. karena memang Allah mencipta kita agar Dia menguji kita mana di antara kita yang paling berkualitas amalannya. Seharusnya bukan itu yang kita minta, tetapi ,” Ya Allah… wahai Dzat yang maha bisa segala-galanya, mohon bila Engkau memberiku masalah, berikan kepadaku masalah yang tak melebihi kemampuan yang aku punya. Berikan kepadaku pula kesabaran yang tiada batas dalam menghadapinya. Jadikanlah tiap masalah yang menghampiri aku sebagai jalan untukku selalu dekat dengan-Mu…”
Sudah banyak pengalaman yang ku punya juga mungkin Sobat sekalian, bahwa kesedihan yang Allah berikan tak akan lama kita rasakan. Dia pasti memberi ganti dengan yang lebih baik. Dengan yang lebih asyik. Maka jangan hanya memandang sebatas pandangan mata. Tetapi yakinlah bahwa di balik pandangan mata kita yang terbatas itu, ada banyak hal yang membuat kita tertawa bahagia. Bila kita hanya berdiam dan berjalan di tempat, hidup dalam kesedihan dan tenggelam dalam masa lalu, tak berusaha menggapai apa yang membuat kita bahagia, maka ingatlah, sesuatu yang membuat bahagia itu tak akan datang sendiri. Dia akan datang bila kita menjemputnya dengan segala cara yang (tentunya) Allah ijinkan.
Salam buat sobat-sobatku di mana pun berada….
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin.

Maafkan Aku Kasih

Maafkan aku yang selalu menebarkan duri dihatimu
Sesungguhnya ku ingin membahagiakanmu
Dengan petikan-petikan melodiku…
Alunan nada-nada harmonisku, dan…
Suara-suara yang mengalun mengiringi lagu-laguku

Kuingin memberikan kedamaian dalam tidurmu
Dengan mimpi-mimpi indahku
Menemani keheningan malam memeluk erat jiwamu
Sesungguhnya setiap nada yang kumainkan dari gitarku…
Adalah sebentuk cinta suciku untukmu…
Sepenggal nafasku untuk kebahagiaanmu…
Seluruh ragaku untuk kebahagiaanmu…

Maafkan aku kasih...
Sesungguhnya cintaku padamu tidak akan pernah putus
Seperti nada yang mengalun dari gemericik air terjun…
Nada-nada yang indah dan romantis yang selalu mengilhamiku
Maafkan aku kasih...Maaf kan aku…

Saat Aku Memutuskan Perg

Sayang, maafkan aku yang harus meninggalkaanmu tanpa jejak. Maafkan aku yang menghilang begitu saja tanpa rambu-rambu. Maafkan tindakan ku kali ini. Aku lelah, aku letih, dan aku memilih untuk pergi menghindar dari dirimu, orang yang sampai saat ini aku sayangi.
Aku mengerti tindakan ku kali ini egois, aku sadar tindakan ku kali ini bodoh dimatamu, aku paham. Tetapi aku bisa apa? Aku tidak kuasa lagi harus menjalin hubungan denganmu, aku tak sanggup lagi, sayang. Kau salah orang untuk menguji dengan hal semacam ini. Aku terlalu lemah, aku terlalu rapuh. Aku tak bisa, sayang.  Aku tak sanggup.
Bagiku memang berat, harus memutuskan suatu hal untuk pergi meninggalkanmu. Hatiku berkata tidak rela, saat aku harus melenyapkan hubungan kita tanpa kepastian. Air mata terus mengalir hangat, saat aku menyadari engkau yang selama ini kusayangi, harus kutinggal pergi tanpa hal yang pasti.
Sayang, kesabaran ku habis untuk mempertahankanmu. Airmata sudah mengering untuk menangisi dirimu. Hati tak sanggup lagi untuk menerima semua ini. Dan terpaksa, aku harus pergi meninggalkan semua ini. Maafkan aku yang gegabah mengambil keputusan ini. Aku sungguh benar-benar tak sanggup lagi menunggumu mengerti akan perasaanku, sedikit saja. Kau tega memberiku pengabaian dengan menyembunyikan diriku untuk membahagiakan wanita lain. Kau tega! Cobalah mengerti perasaanku, cobalah mengerti situasi hatiku, saat aku melontarkan “tidak apa-apa”  dalam rentetan kata dalam inboxmu.
Aku yakin, aku percaya, satu hari tanpa ada aku dikehidupanmu, selamanya juga kau akan bisa menjalani hari tanpa hadirku. Tanpa aku, orang yang selalu menangisimu dalam diam. Tanpa aku, orang yang diam-diam memperhatikan rajutan kata manismu untuknya, bercanda ria dihadapan kedua bola mataku yang seketika pula menitikan air mata dari pelupuk mataku. Akun twittermu. Situs yang membuatku panas membara, dan berbalik bagimu, situs yang membuat engkau bahagia dengan dirinya tanpa menengok kebelakang yang ada air mata menetes untukmu. Aku ingin sepeti dia, aku ingin juga mendapatkan hal semacam kau memberi  untuknya. Romantis. Bahagia. Tetapi aku bisa apa? Engkau yang kuharapkan pun ternyata tak pernah mengerti. Engkau yang selalu kutunggu-tunggu untuk memberiku sapaan manis bermakna tinggi pun tak pernah menyadari. Ini memang pedih, dan engkau tak pernah mengeri perasaanku itu. Aku masih mencoba bertahan, aku masih tetap berteguh pada kebahagiaan. Namun sia-sia, waktu yang aku kutunggu  pun ternyata  tak pernah memberi jawaban dalam kepastian.
Sayang, aku percaya padamu kau bisa bahagia tanpa diriku. Aku yakin, kau tak akan mencariku setelah aku memutuskan untuk pergi meninggalkanmu. Aku bukan untukmu, aku bukan dunaiamu, aku bukan semestamu. Aku bukan siapa-siapa dihadapanmu. Aku tahu itu. Menyakitkan memang, saat aku harus menyadari ini semua terjadi dalam hidupku. Menggores hati memang, saat aku harus menerima perlakuanmu kepadaku yang ntah kapan berakhir sandiwara ini. Untuk itu, aku akan mengambil jalanku sendiri, jalan dimana aku harus berbelok tanpa menoreh dirimu yang selalu membayang-bayangi dan berotasi dalam ingatanku. Aku akan berusaha tegar dalam kesendirian, karena aku sudah terbiasa menjalani ini semua tanpa tuntunan lebih darimu. Beberapa waktu terakhir ini.
Sayang, bertahan dalam suatu hubungan tanpa tanggapan lebih itu menyakitkan ya. Berjuang sendiri untuk menegakan suatu ikatan itu tidak gampang ya. Aku merasakannya, dan itu sangat menyedihkan. Terimakasih atas segala ujiannya. Dan aku lebih memilih mundur perlahan. Aku menyerah, aku angkat tangan. Aku tak sanggup, aku tak bisa. Perjuanganku berakhir sia-sia. Perjuanganku berakhir dengan luka, bercampur air mata. Aku terima, sayang. Satu hal yang kuminta, tetap perjuangkan orang yang selalu membuatmu tersenyum bahagia. Dirinya, bukan diriku.

maaf aku harus pergi

seiring waktu yang bergulir,,
yg mnemaniku tanpa knal hitam,,
saat itu aku terperangkap dijalan luka
luka yg tak ad sembuhnya
aku tak menyesali smua itu….!!!
karna ku sangat mencintaimu,,
maafkan aku, krna aku hrus pergi
pergi dari cintamu, yg membuat aku luka
aku tak sanggup,, aku tak mampu
dengan berat hati aku harus
meninggalkan mu
dengan terpaksa aku harus pergi dari hati mu untuk selamanya..
tpi,,perlu kamu ketahui..
aku sangat mencintaimu..
selamanya..
always love you forever..

kesekian kali


dear my boy,,,

akhir akhir ini,, kita sering ya ga akur..
bukan berarti kita ini sering bertengkar,, 

kamu bilang "tolong ngertiin aku masalah hidupku"
dan aku udah berusaha dear,, aku berusaha bersabar ditengah kelabilanku

kamu tahu.. bagaimana idupku... 
kamu tahu seberapa besar aku perlu kamu..
kamu tahu aku cinta kamu dan 
kamu tahu aku berusaha semampuku untuk mempertahankan hubungan kita..

dear,, hari minggu lalu aku di rumah 
pagi itu adalah pagi yang benar benar indah setelah 3 bulan lamanya
menjumpaimu di pagi hari :) 
kau janji padaku, hari itu adalah seutuhnya milikku
kau janji padaku, hari itu kau akan bersamaku seharian.. kau bilang hari itu adalah hari bersamaku,
kau janji sore itu untuk menemaniku

dear..
siangnya pas kamu bilang kamu harus ke malang dan ga bisa nemenin aku,,,
aku nangis dear.. 
hatiku, fisikku, jiwaku , semuanya 
aku berada diantara kecewa, sedih,..
kamu janji.. janji yang udah aku tunggu lama dear.. 
tapi aku kau paksa mengalah sekali lagi

dear,, aku sudah tak punya lagi kekuatan untuk marah sama kamu
aku ga sempat meluangkan sedikit emosiku untuk merasa marah sama kamu
aku sayang kamu.. aku merasa kehilangan bagian dirimu sedikit demi sedikit..

dear,, pas kamu bilang kamu dapet kerjaan di sekolah.. aku lega
aku pengen banget kamu ngambil kesempatan kerja itu
biar kamu jam kerjanya tetap, ga galauan gini.. biar kamu yakin kalo punya waktu buat bersamaku
tapi aku ingat.. 
kamu pengen jadi seorang wirausahawan,..
apa aku harus mempengaruhimu dan mendewakan egoku,,,?
enggak dear,,,
aku lebih memilih memberimu kebebasan,, aku ingatkan kamu.. kamu harus punya waktu luang untuk usaha yang baru kamu rintis..
kamu lihat,,? aku memendam egoku untuk cita-citamu... 

hari ini... aku pengen bicara denganmu...
meminta pdamu untuk sebentar saja mendengarkanku...
jiwaku memang sedang tidak stabil dear.. 
tapi semakin tidak stabil,,

dear.. telpon pertamaku kau tutup karna kau masih kerja
talpon keduaku terpaksa kututup karna aku tahu kau tidak sedang di rumah 
marahkah kamu dengan smsku...? risihkah kamu dengan semua sikap manjaku...?

kamu ga ingat bagaimana perilakumu saat seusiaku ....?
kamu ga ingat bagaimana kau mengejarku dan mengirimiku pesan setiap waktu luangmu? memberitahuku dimana kamu berada dan sedang apa...

aku ini wanita kuat... jauh lebih kuat dari kelihatannya..
tapi lebih rapuh dari yang dapat kau lihat
aku butuh teman dear,, teman yang bisa aku percaya,, teman yang aku yakin bisa menguatkan aku 
itu cuma kamu
tolong, mengertilah ... 
aku butuh kamu , tidak harus 24 jam sehari..

pergilah

darimu aku belajar mencintaimu…..
belajar tertawa …..
dan belajar menangis
aku bahagia mengenalmu
namun kamu harus tahu….
saat ini aku merasa tersakiti
karena sikapmu..
perubahan sikapmu membuat hancur semua
impianku bersamamu….
dalam diam mu..
ada seribu misteri yang kau sembunyikan
yang sengaja kau simpan rapat
agar tak ku ketahui……
karena berat buat kamu..
untuk mengatakan sejujurnya…
hingga tiba saatnya…
kau buka tabir yang selama ini kau simpan rapat……..
dihari bahagia aku…
tepatnya dihari ulang tahunku…
kau kenalakAn dia sebagai orang spesial dihatimu…
sebuah kejutan besar buat..
hingga aku tak mampu berkata…
hanya terucap….
pergilah……….

Puisi Ku Ingin Bersamamu Selamanya


Bagai deru suara kaki kuda di tengah hutan belantara, hari sebelumnya…
kelihatan begitu damai dan ceria
meski sunyi kian bertahta…
tampak burugpun riang gembira
meski kemarau bertalu kembara…
angankupun menerawang menembusi
malam yang kian melarut…
disaat luruh k’gelisahan yang mendekam hati ini…
seberkas harapan melintas
rawan…
menyusuri sanubari
k’rinduan…
bagai derita tak bertepi…
bathin tertekan dilubuk hati yang
sunyi…
meratapi hati yang kini kian pedih
s’irama malam sepi…
adakah demikian harapmu seperti
yang terlukis di keningmu….
hasratku hanya nada sendu…
“KUINGIN BERSAMAMU SELAMANYA…”

curhatku: Cerita Bersamamu

curhatku: Cerita Bersamamu: Hari ini barusan ajah pergi kembali ke kampus karna mau asistensi Tugas Besar, eh pas di kampus ketemu temen yang baru ajah pacara...

Hubungan Tanpa Status






hubungan-tanpa-status-mau-sampai-kapan
Sebetulnya hubungan tanpa status merupakan hubungan yang tidak mengandung satu dari ketiga unsur penting dalam hubungan cinta, yakni komitmen. Karena, sebuah hubungan yang dibangun seharusnya terdiri dari tiga elemen, di antaranya keintiman emosional, gairah, dan komitmen.

Bagi sebagian pria maupun wanita mungkin tidak segampang itu mengikatkan diri pada orang lain. Walaupun, sebenarnya ia mencintai sosok tersebut. Atau sebaliknya, ia justru tidak menyadari seberapa besar cinta yang dimiliki, sehingga memilih untuk menjalin hubungan tanpa status.

”Tak hanya pria, wanita juga memilih dan menikmati jenis hubungan ini, karena sifatnya lebih santai dan tidak ada tuntutan serius dalam merencanakan masa depan. Biasanya kasus seperti ini disebabkan oleh keraguan terhadap kemampuan diri sendiri atau pasangan dalam menjalani hubungan serius. Alasan lain adalah karena belum sreg dengan kekurangan dan kelebihan pasangan, situasi yang kurang mendukung, atau sedari awal hanya ingin main-main saja dan enggan terikat, pengalaman traumatis, seperti pernah dikecewakan oleh kekasih, pernah bercerai, atau latar belakang keluarga yang broken home, juga bisa menjadi latar belakang terjalinnya hubungan semacam ini.

Hal ini bisa terjadi pada pria dan wanita. Trauma inilah yang perlu terlebih dulu disembuhkan sebelum seseorang memulai sebuah hubungan.

”Dipandang dari sudut psikologis, hubungan tanpa status memberi dampak yang cenderung negatif, serta menimbulkan rasa tidak nyaman dan beban pikiran pada salah satu atau kedua belah pihak. Hal ini juga diperburuk oleh adanya beda pandangan antara wanita dan pria. Wanita cenderung resah, ketika ia merasa klop dengan pria itu. Sementara pria, justru diresahkan oleh pemikiran, ’Sanggupkah saya berkomitmen dengan wanita dan mampukah saya membahagiakannya dan membawa hubungan ini ke tingkat lebih tinggi?’”

Agar tidak terjebak dalam situasi hubungan tanpa kejelasan status ini, Ajeng menyarankan agar kita mengambil sikap tegas. Yakinkan dulu diri kita, benarkah ingin menghabiskan waktu bersamanya? Jangan sampai, sudah gencar menyinggung masalah komitmen, ternyata kita sendiri ragu.

”Selama menjalani hubungan tanpa status, jangan libatkan sentuhan fisik. Karena, akan membuat perasaan kita justru makin dalam. Jika Anda sedang menjalani hubungan semacam ini, idealnya batas toleransi waktu yang Anda luangkan adalah tiga bulan! Waktu ini cukup untuk menyadari apakah memang ada kecocokan, gairah, dan cinta di antara kedua pihak. Kerelaan untuk menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing bisa menjadi salah satu acuan apakah hubungan ini akan berlanjut menjadi hubungan yang lebih serius atau malah harus diakhiri,”


Sumber: femina.co.id

Cerita Bersamamu

Hari ini barusan ajah pergi kembali ke kampus karna mau asistensi Tugas Besar, eh pas di kampus ketemu temen yang baru ajah pacaran, trus kenapa ? ya……. habis denger cerita dan nonton pidionya jadi inget sama seseorang yang dulu sempat mengisi ruang sempit di hati kecil ku ^^
Wahai engkau seorang wanita yang jauh disana, masih ingatkah dirimu dengan cerita kita dulu, selalunya ku ingat dirimu wahai engkau seorang wanita, snyum mu paras mu rambut mu alis mu bibir mu ugh…. sungguh ku tak bisa berkata apa-apa, bingung bingung dan bingung
Hati kecilku bertanya dimana kah engkau sekarang ?